Blogger Widgets

Sabtu, 07 November 2015

Pembakaran Briket Batubara



Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan tambang batubara  yang  melimpah  namun  pemanfaatan  batubara untuk sumber  energi  skala  rumah  tangga  masih  belum  maksimal.  Hal  ini disebabkan  batubara  murni  sulit  untuk  dinyalakan,  untuk  mengatasi permasalahan  tersebut  maka  akhir-akhir  ini  semakin  banyak  diadakan penelitian  yang  bertujuan  untuk  memperbaiki  karakteristik  pembakaran batubara. Dalam  pembuatan  briket  batubara  diperlukan  bahan-bahan tambahan  sebagai  bahan  campuran  karena  batubara  mentah  akan sangat sulit dibakar tanpa bahan campuran.
Bahan yang dapat dijadikan bahan campuran seperti  biomassa yang sebagian besar berasal  dari sampah organik yang selama ini menjadi permasalahan yang umum.
Dibandingkan dengan bahan bakar cair yang dibakar dalam bentuk butiran cairan yang berukuran kecil, bahan bakar padat berukuran besar seperti briket batubara mempunyai temperatur permukaan material yang lebih rendah. Volatile matter yang terlepas dari permukaan material briket per satuan luas permukaan briket kecil. Nyala api yang terjadi oleh reaksi oksidasi volatile matter pada permukaan briket tidak cukup memberi panas kepada material briket yang berukuran besar untuk memulai penyalaan dalam pengertian memulai reaksi oksidasi material karbon briket.
Di samping itu, pelepasan volatile matter menghalangi penetrasi udara ke permukaan briket yang secara deskriptif. Karena itu penyalaan karbon material briket terjadi setelah volatile matter habis terlepas dari pemukaan briket dimana halangan terhadap difusi oksigen ke permukaan briket sudah tidak ada lagi padahal terbakarnya volatile matter mempunyai potensi memberikan panas radiasi kepada material briket. Disamping itu dibutuhkan penyalaan volatile matter lebih dari satu material briket untuk penyalaan satu material briket karena rasio massa volatile matter yang dikeluarkan terhadap massa briket yang akan dibakar sangat kecil. Dua hal inilah yang menyebabkan penyalaan briket batubara terjadi jauh lebih lambat yang bisa mencapai 30 menit dibanding penyalaan LPG atau minyak tanah yang cepat berubah fasa menjadi uap yang mudah terbakar.
Adapun tahapan pembakaran pada briket batubara berlangsung pada 4 tahap, diantaranya yaitu sebagai berikut :
  • Tahapan pengeringan, tahap pertama yang terjadi adalah pengeringan yang dimana ketika sebuah partikel dipanaskan dengan dikenai temperatur tinggi atau radiasi api, air dalam bentuk moisture pada permukaan bahan bakar akan menguap, sedangkan yang berada di dalam akan mengalir keluar melalui pori-pori partikel dan menguap. Moisturedalam bahan bakar padat terdapat dalam dua bentuk, yaitu sebagaiair bebas (free water) yang mengisi rongga pori-pori pada bahan bakar dan sebagai air terikat (bound water) yang terserap di permukaan ruang dalam struktur bahan bakar. Pada tahapan ini dimulai dari memberikan panas pada briket di dalam kompor briket untuk menguapkan sejumlah air ketika suhu telah mencapai 100oC kandungan air yang terkandung dalam briket akan menguap (karena suhu didih air adalah 100oC) dan pada saat itu pula terjadi proses pengeringan briket. 
  • Tahap pembakaran zat terbang, dengan terus bertambahnya suhu maka zat terbang akan terbakar. Pada pembakaran zat terbang ini dibutuhkan udara yang cukup. Zat terbang bercampur dengan oksigen akan menghasilkan nyala api, pembakaran zat terbang setelah nyala api dipengaruhi oleh udara yang berasal dari lubang udara sekunder. 
  • Tahap pembakaran karbon padat, pada tahap ini panas yang dihasilkan mencapai suhu yang tinggi, karena karbon dan volatile matter (sisa) adalah kandungan utama atau terbesar dari briket kurang lebih dari 60% dari waktu pembakaran briket adalah waktu untuk membakar karbon. Nilai panas briket terutama dihasilkan dari karbon yang padat. 
  • Tahapan terakhir pembakaran sisa karbon, pada tahapan terakhir dari pembakaran briket menunjukkan sedikit pembakaran sisa karbon dari abu tersebut. Pada tahap ini pula terjadi penurunan suhu karena habisnya zat-zat yang terbakar, maka menghasilkan abu dari briket. Komposisi gas selama devolatilisasi tergantung pada jenis bahan yang dibakar. Proses devolatilisasi diikuti dengan oksidasi bahan bakar padat yang lajunya tergantung pada konsentrasi oksigen, suhu gas, ukuran dan porositas arang. Kenaikan konsentrasi oksigen dalam gas menimbulkan laju pembakaran lebih tinggi. Suhu pembakaran yang lebih tinggi dapat menaikkan laju reaksi dan menyebabkan waktu pembakaran menjadi lebih singkat. Demikian pula dengan kecepatan gas yang tinggi pada permukaan dapat menaikkan laju pembakaran bahan bakar padat, terutama disebabkan oleh laju perpindahan massa oksigen ke permukaan partikel yang lebih tinggi. Arang karbon yang bereaksi dengan oksigen pada permukaan partikel membentuk karbon monoksida dan karbon dioksida. 
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pembakaran pada briket batubara, antara lain :
  • Kadar air, dengan kadar air (moisture content) yang terlalu tinggi akan sangat berpengaruh terhadap pembakaran karena panas yang dihasilkan oleh briket akan menguapkan air terlebih dahulu. Untuk setiap 1% kadar air akan kehilangan panas sebanyak 9,6 kkal/kg. kandungan air ini juga akan mempengaruhi lamanya pada proses penyalaan awal, waktu pengeringan juga akan lebih lama dan kadar air yang tinggi akan mengurangi nilai kalor.
  • Zat terbang (volatile matter), bila zat terbang yang dimiliki semakin tinggi maka akan semakin mudah pembakarannya dan laju pembakarannya akan semakin cepat.
  • Kadar abu, dengan kandungan abu yang tinggi akan berpengaruh pada proses penyalaan, mengurangi nilai kalor dan sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak pada tungku sehingga pembakaran tidak optimal.
  • Karbon tertambat (fixed carbon), sebagian besar pembakaran briket adalah pada tahap pembakaran karbon tertambat ini. Karbon tertambat akan bereaksi dengan udara (O2) dan menghasilkan panas. Semakin tinggi nilai karbon tertambat (fixed carbon) maka akan semakin tinggi nilai kalor.
  • Belerang (sulfur), walaupun belerang ini dapat terbakar dan menghasilkan panas, tetapi unsur ini harus sekecil mungkin, karena sulfur yang tinggi dapat mencemari lingkungan.
  • Jumlah udara harus mencukupi, dalam reaksi pembakaran jumlah udara sangat diperlukan untuk melakukan reaksi antara bahan yang mudah terbakar dengan oksigen.
  • Temperatur ruang pada pembakaran, temperatur pembakaran harus tinggi karena briket merupakan bahan bakar padat sehingga dalam penyalaan awal harus didukung oleh temperatur yang tinggi (penyulut). Setelah mendapatkan panas yang cukup untuk dapat terbakar maka briket tersebut akan terbakar dengan sendirinya.
  • Kontak antara briket dan udara, untuk mendapatkan hasil pembakaran yang sempurna, kontak antara briket dari batu bara harus dijaga. Jika kontak persinggungan antara briket dan udara tidak bagus maka pembakaran tidak akan sempurna. Hal ini dipengaruhi oleh lubang-lubang udara pembakaran dan cara menyusun briket.
  • Lamanya waktu pembakaran briket berpengaruh pada  kemudahan briket terbakar. Semakin tinggi kadar volatile matter  briket maka semakin cepat waktu nyala briketnya dan kecepatan pembakaran lebih tinggi.

Baca Selengkapnya...

Kamis, 05 November 2015

Keuntungan dan kerugian shaking table


Keuntungan shaking table 
  1. Kecepatan dalam proses konsentrasi menyebabkan alat ini banyak digunakan dalam skala besar. 
  2. Pengoperasian dan perawatan relatif lebih mudah. 
  3. Ramah lingkungan dan tidak memakai bantuan raksa dan bahan kimia lainnya. 
Kerugian shaking table 
  1. Dalam hal kapasitas, hanya memiliki satu meja variabel operasi dalam tabling sehingga harus membutuhkan lebih dari satu alat. 
  2. Hanya untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar.
  3. Setelah terjadi pemisahan, konsentrat harus dikeringkan terlebih dahulu sehingga memperlambat efektivitas waktu.
Baca Selengkapnya...

Rabu, 02 Juli 2014

Kisahku Part II

Dalam Hidup pasti terdapat amarah yg berujung pertikaan dan begitulah hidup yg kujalani selama ini,,, Penuh amarah,,, Haaah,,,
Hei, kawan,,, Aku itu orangnya penyabar,,, ya mungkin karena terlalu sering menghadapi amarah lah,,, Aku juga berusaha dan meinginginkan amarah tidak selalu ada dihariku, malah yg ku dapat hanya kata-kata ketus berupa "jangan ikut campur" yg menyisakan kotoran-kotoran penyumbat sel di otakku,,, Mungkin karena itulah aku orangnya sering diam,,, Amarah dan kebahagian pasti selalu ada dan itu selalu berputar dalam keseharianku,,,
Untuk masalah cinta, yg ku cari hanya gadis sederhana nan manis yang ingin menghabiskan hidupnya bersamaku, tapi dengan embel-embel cerewet,,, kenapa cerewet?? ya jawabannya kau pasti tau kawan,,,

Baca Selengkapnya...

Jumat, 07 Februari 2014

KisahKu



Mahdi Salam itulah nama ane, biasanya kawan ane manggil gua Odank. Odank itu nama ayah ane gan. Nama itu bukan semata-mata karena kawan ingin mengejek, tapi karena ane yang selalu mengaitkannya pada nama akun facebook, twitter, dan nama buku catatan yang tepatnya berada di belakang panggilan ane yaitu Mahdi Odank. Nama itu diberikan saat SMK oleh  sahabat-shabat ane cuy. Ok, Sekarang ane udah kuliah, nama ane kembali menjadi Mahdi dan ada juga yang sebagian memanggil Odank. Mahdi itu bukan Mahasiswa Abadi, tapi adalah nama pemberian ortu yang berarti "Mendapat Hidayah". Nah, kalo Salam itu artinya "Keselamatan dan Keamanan". Tetapi, ane percaya bahwa nama pemberian orang tua lah yang maknanya melekat jiwa dan raga ane gan. Nama, Gender, Wujud, dan masih banyak lagi deh pokoknya takkan berarti tanpa "Burung Odank" (Dick Odank) atau seperti kata pepatah "Bukan Salah Ibu Mengandung, Tapi Karena Salah Ayah yang Menaruh Burung". Kalo kisah mereka yang membuat ane tercipta seperti ini *eng...eng...ing...eng... "Dulu kos-kosan ayah sama ibu itu bersebelahan, justru dari situlah kakek (bokap dari nyokap gua cuy) nyuruh bokap supaya ngejagain nyokap ane. Mungkin ane tau gan kenapa kakek nyuruh kayagitu, bokap ane sangar gan, kulitnya item, kumisan, trus ada banyak bekas luka gores bagian wajah. Dari situlah terjadi sebuah tragedi yang membuat acara ngejagainnya jadi nyampe sekarang. Asik deh pokoknya, Mungkinlah yo kisah ane lebih dari itu,,, haduh3x -_-a macam kaya FTV aja. Ya sedikit berbagi lah tentang kisah cinta bonyok (bokap-nyokap) gua.

Baca Selengkapnya...

Rabu, 25 Desember 2013

GEOLOGI : Masa Awal Bumi, Penerapan Geologi, Cabang-Cabang Geologi

1.1. Pengertian Geologi
         Secara etimologis geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu geos yang artinya bumi dan logos yang artinya ilmu, jadi geologi adalah ilmu yang mempelajari Bumi. Secara umum geologi adalah ilmu yang mempelajari Bumi berupa komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah Bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi. Orang yang mempelajari geologi disebut geologis.
1.2.  Masa Awal Bumi
           Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
1. Teori Big Bang
             Teori ini merupakan teori yang paling terkenal dari pada teori lain, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.
2. Teori Planetesimal
         Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton yang mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah  ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet yang salah satunya merupakan planet kita tinggali yaitu Bumi.
3. Teori Pasang Surut Gas
          Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori ini. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu. Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
1.3.  Penerapan Ilmu Geologi
         Dalam perjalanan untuk menjadi seorang geologis, maka seorang geologi dituntut untuk mempelajari tentang tanah (soil), mineral (mineral), batuan (rocks), air bawah tanah (hydrogeology), fosil (fosills), pedataran, bukit, gunung, mata air, sungai, danau, pantai, dan lain-lain (morphology) yang mana sangat menarik untuk dikaji lebih dalam guna kebutuhan masyarakat. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Geologi sangat erat kaitannya dengan dunia Pertambangan dan Perminyakan serta proyek-proyek Sipil (Anonim, 2008).

1.4.  Cabang-Cabang Ilmu Geologi
         Hampir semua cabang ilmu geologi penting digunakan dalam proses interpretasi geologi, seiring dengan perkembangan ilmu maka akan semakin banyak cabang ilmu yang dibutuhkan. Diantara cabang ilmu tersebut beberapa ilmu yang terkait yaitu :
1.        Kristalografi  yaitu  ilmu yang mempelajari kristal dan mineral.
2.   Mineralogi yaitu studi tentang mineral secara megaskopis dan menentukan nama mineral dari hasil deskripsi (sifat fisik, belahan, goresan, warna, kilap, dan lain-lain).   
3.        Petrologi yaitu studi tentang batuan, asal mula pembentukannya, klasifikasinya, tempat pembentukan dan pengendapannya, serta penyebarannya baik di dalam maupun di luar perut Bumi.
4.        Petrologi Sedimen yaitu ilmu yang mempelajari batuan sedimen.
5.    Geologi Struktur (King of Geology) yaitu studi mengenai perubahan bentuk – bentuk kerak bumi yg diakibatkan oleh gaya sehingga menghasilkan struktur geologi berupa lipatan, patahan, kekar, dan lain – lain. Pengertian lain dari Geologi Struktur yaitu ilmu yang mempelajari sikap, bentuk, dan tatanan batuan pada kerak bumi.
6.    Geologi Fisikal yaitu ilmu yang mempelajari proses eksternal dan internal,  seperti erosi, deposisi, dan aktivitas gunung berapi.
7.      Stratigrafi (Queen of Geology) yaitu studi tentang perlapisan batuan, penyebaran, komposisi, ketebalan, umur dan korelasi lapisan batuan.
8.     Paleontologi yaitu studi tentang segala aspek kehidupan masa lampau berupa fosil baik makro ataupun mikro yang di temukan dalam batuan.
9.        Geofisika yaitu ilmu yang mempelajari sifat fisika material pembentuk kerak Bumi.
10.    Geokimia yaitu ilmu yang mempelajari sifat kimia material pembentuk kerak bumi, mempelajari              keberadaan unsur – unsur  isotop di bumi, dan lain-lain.
11.    Gelogi Tambang yaitu ilmu yang mempelajari masalah jebakan material dan hubungannnya dengan        pertambangan.
12.     Geologi Lapangan yaitu ilmu yang mempelajari penyelidikan geologi dilapangan
13.  Geologi Terapan yaitu penerapan Geologi untuk kepentingan manusiapada bidang tertentu. misal:     Geologi Pertambangan, Geologi batubara, Geologi Minyak dan Gas bumi, Hidrogeologi, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya...